how life goes on? im relieved

its me and my twin sister!

Hai! Assalamualaikum! Cukup lama dari postingan terakhir yang ku unggah di blog ini. apakabar teman-teman? semoga Allah berikan kesehatan dan kemudahan dalam menjalani aktivitasnya yaaaaa!

tiap kali mampir disini, aku selalu mikir, kira-kira apa ya yang bisa aku bagi? cerita sedih? cerita bahagia? rasanya dua cerita itu mengalir begitu saja mengikuti waktu dan menghampiriku, sampai-sampai aku bingung apa yang perlu ku bagi disini sebagai pembelajaran bagi siapapun yang tak sengaja membacanya..

tapi, sepertinya aku akan membahas sesuatu yang cukup banyak kulewati akhir-akhir ini. so here we go~

beberapa waktu ini rasanya hidupku kek rollercoaster (wqwq keknya selalu si), so many things changed. Banyak hal baru yang harus aku adaptasi, banyak pilihan-pilihan yang mulai kupilah, banyak mimpi yang akhirnya aku rubah. Banyak emosi yang mulai pelan-pelan aku kontrol. Siapa sangka juga aku menjadi salah seorang manusia yang super perasa dengan banyak hal, terutama keluarga. I cried a lot, a lot. A lot of things come out not as I think, not as I learned, not as I think Allah want. Banyak sekali waktu yang aku habiskan buat nangis karena aku gasuka dengan suatu hal, kecewa, ga sejalan dengan apa yang ada dalam pikiranku. Menjadi sangat selektif dan selalu kesal ketika hal yang aku bayangkan tidak sesuai harapan juga seringkali terjadi..

lalu semua itu berujung pada pertanyaan yang aku tanyakan pada diriku sendiri dan juga Allah..

"Ya Allah, kenapa harus aku?" kalimat terdesperate yang pernah aku keluarin:')

setelah itu jelas aku coba buat banyak berdoa dan tanya sama Allah, maksudnya apa dari semua kejadian yang bertubi-tubi ini----setelah tenang, kembali aku bertanya dengan pikiran yang lebih rasional dan perasaan yang tidak terlalu terlibat "Ya Allah, pesan cinta apa yang sebenarnya ingin Engkau sampaikan melalui berbagai kejadian yang Kau berikan?" walaupun aku masih belum tau jawabannya, simpul senyum sudah bisa aku keluarkan ketika pertanyaan itu aku utarakan di sela waktu berdoa, setidaknya suatu hari nanti aku akan tau kalau Allah punya maksudnya sendiri memberikanku skenario ini.

Usia 24 adalah usia rentan dikira galau karena cinta dua insan, tapi engga buatku. Alhamdulillah, aku sedang tidak fokus pada itu, galauku hanya berputar di lingkup sikapku pada orangtua, baktiku yang belum penuh, aku sebagai anak, aku sebagai adik, aku sebagai saudara yang belum maksimal dalam menjalankan perannya, ya mungkin ditambah realisasi mimpi-mimpi yang mulai harus aku ubah seiring berjalannya waktu. Ya itu saja yang bisa membuatku menangis semalam suntuk bahkan berhari-hari. Gak kebayang kalo aku masih ngeluangin waktuku chat gajelas, ngasih harapan ke orang lain, atau menikmati berbagai bahagia yang semu yang belum tau arahnya kemana? Syukurlah aku memutuskan untuk ga invest banyak waktuku untuk sesuatu yg belum prioritasku saat ini.

Seiring banyak cobaan yang aku lewati, nyatanya aku jadi semakin kuat dan banyak pelajaran yang bisa aku ambil dari sana. Mungkin salah satu hal yang sangat signifikan jadi pembelajaranku adalah "legowo" legowo atau rela. Banyak mimpi yang aku punya dulu mulai aku seleksi lagi, ada juga yang akhirnya aku relain untuk "gapapa gak bisa terwujud, yg aku lakuin saat ini juga salah satu jalan untuk mimpiku yg lain". Legowo juga dengan kondisiku yang memang perlu banyak invest untuk keluarga dibandingkan diri aku sendiri, ya siapa yang gamau di usia segini udah punya partner ngerjain banyak hal bareng, belajar dan ibadah bareng?  pasti adalah kepengen, tapi aku mencoba legowo dengan dalih "kayaknya kondisi ini emang nunjukkin kalo akulah yang perlu taking role beresin banyak hal yg berantakan di keluargaku sebelum nanti aku harus take roll sebagai seorang pasangan, dan harus pindah bakti dari ortuku sekarang"

Kenapa harus aku? ------ ya kenapa bukan kamu?

cobaan-cobaan ini jadi pelajaran berharga yang bisa aku kenang buat aku ceritain ke anak-anakku suatu hari nanti. how life goes on, how I survive, and how I tried hard to do what our God said.

So everything goes well. Walaupun perjalanannya berkerikil, sesekali kepeleset, sesekali ingin nyerah dengan banyak cobaan yang nimpa diriku, at least I try hard to face and understand it.


Sebab Allah, sedang tidak melempar dadu saat memberikan takdir kepada setiap manusia. Yang Dia berikan, adalah takdir terbaik, yang paling pas, dan pasti sesuai dengan apa yang kita butuhkan.

-MLP


Semoga ada pelajaran yang bisa kamu ambil dari tulisan ini ya! semoga yang lelah bisa kembali semangat, semoga yang putus asa tidak berhenti menyerah, dan semoga yang jalannya masih tergelincir jadi tau cara untuk berjalan kembali dijalan yang Allah ridhoi.


Adios!

May 21st, 2021

Deb


Comments

Popular Posts